Manajemen Project Materi 7

Ari Aria Anugrah

0218 123 004 

Dosen Pengampu : Iis Rostiawati S.E., M.M

Quality Management

Merupakan Semua kegiatan dari fungsi menejemen keseluruhan yang menentukankebijakan mutu, tujuan, dan tanggung jawab, dan menerapkannya dengan menasseperti perencanaan mutu, kendali mutu, jaminan kualitas, dan peningkatankualitas dalam sistem mutu

Manajemen kualitas yang baik adalah mengintegrasikan perhatian pada kualitas produk, fokus pada konsumen, dan orientasi pada karyawan dengan menyediakan pendekatan integral dengan isu-isu organisasi. Berdasarkan persepsi tersebut, maka manajemen kualitas didefinisikan sebagai kreasi dari sistem organisasi, dimana ketika dipergunakan oleh anggota organisasi, dapat membimbing mereka untuk meningkatkan nilai produk atau jasa kepada konsumen.

Mutu dan Pengendalian Mutu

Mutu atau kualitas (quality) memiliki definisi yang bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategis. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk, seperti performa (performance), keandalan (reliability), mudah dalam menggunakan, estetika (esthetics), dan sebagainya. Definisi strategis dari kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers).

Sedangkan pengendalian mutu menurut Ishikawa adalah mengembangkan, mendesain, memproduksi, serta memberikan jasa produk bermutu yang paling ekonomis, berguna dan selalu memuaskan bagi konsumen

Tujuan Program Mutu

  • Mempertahankan Mutu

Menyediakan mekanisme digunakan untuk memastikan pemeliharaan mutu yang konsisten yang memuaskan konsumen.

  • Mengumpulkan Informasi

Mengumpulkan informasi dan data dapat dijadikan saran agar setiap unit operasi dalam proses pengolahan berjalan efektif dan efisien

  • Memenuhi Persyaratan

Pengendalian mutu yang baik memungkinkan pembuatan proyek dapat memenuhi bermacam persyaratan sehingga produknya dapat diterima.

Langkah Pengendalian Mutu

  • Perencanaan Mutu

Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap kebutuhhan konsumen, kemudian dibuatlah rancangan proyek yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan rancangan proses pembuatan proyek sesuai dngan rancangan proyek.

  • Pengendalian Mutu

Pada tahap ini dilakukan identifikasi faktor-faktor yang harus diperhatikan, mengembangkan metode pengukuran mutu, mengembangkan standar, dan mengembangkan alat pengendalian mutu.

  • Peningkatan Kualitas

Pada tahap ini dilakukan tindakan yang diperlukan bila terjadi ketidaksesuaian antara kondisi standar dan kondisi aktual di lapangan. Tindakan ini bisa berupa penyesuaian ataupun perbaikan.

Metode Pengendalian Mutu

  • Pemeriksaan Dan Pengkajian

Pemeriksaan dan pengkajian dilakukan terhadap gambar konsruksi proyek, rancangan pembelian peralatan dan perlengkapan, model proyek dan perhitungan desain

  • Inspeksi dan Pemeriksaan Peralatan

Melakukan pemeriksaan dan melkaukan uji coba untuk memastikan peralatan yang digunakan dalam proyek bisa berfungsi dengan baik.

  • Melakukan Pengujian Dengan Sampling

Pengujian dengan sampling dapat dilakukan untuk memastikan kualitas material sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Dokumen-Dokumen Pengendalian Mutu

  • Spefisikasi Teknis

Spesifikasi teknis berisiskan uraian yang disusun dengan lengkap dan jelas mengenai suatu proyek yang hendak dikerjakan sehingga bisa mencapai harapan semua pihak yang terlibat di dalamnya.

  • Gambar Kerja

Merupakan gambar acuan yang dpakai untuk mewujudkan ide rancangan ke dalam bentuk fisik. Gambar kerja yang benar-benar akurat dan detail akan sangat membantu mewujudkan sebuah proyek dengan tepat.

  • Rencana Mutu Kontrak

Merupakan pedoman jaminan mutu dalam pelaksanaan sebuah proyek.  Dokumen ini digunakan untuk memastikan bahwa hasil akhir proyek sesuai dengan syarat-syarat teknis yang dicantumkan dan telah disepakati di dalam kontrak.  Dokumen ini memang secara khusus dibuat untuk menentukan arah pengendalian proses pelaksanaan proyek sehingga didapat proyek yang berkualitas  sesuai dengan harapan

Total Quality Management

Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah: “sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement)dan memotivasi karyawan“ (Kid Sadgrove,1995)

TQM atau Total Quality Management adalah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah “suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat.“

Mendefinisikan mutu / kualitas memerlukan pandangan yang komprehensif. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni :

  • Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
  • Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
  • Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).
  • Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Lima Pilar TQM

Lebih lanjut Bill Creech, 1996, menyatakan bahwa prinsip-prinsip dalam sistem TQM harus dibangun atas dasar 5 pilar sistem yaitu;

  • Produk
  • Proses
  • Organisasi
  • Pemimpin
  • Komitmen

Unsur-unsur Utama TQM

  • Fokus pada pelanggan.

Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam enentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.

  • Obsesi terhadap kualitas.

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, penentu akhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan tersebut.

  • Pendekatan ilmiah.

Data diperlukan dan dipergunakan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.

  • Komitmen jangka panjang.

TQM merupakan paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.

  • Kerja sama tim.

kerja sama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.

  • Perbaikan sistem secara berkesinambungan.

Setiap poduk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang sudah ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat meningkat.

  • Pendidikan dan pelatihan.

Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.

  • Kebebasan yang terkendali.

keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan “rasa memiliki” dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang dibuat.

  • Kesatuan tujuan.

Agar TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama

  • Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan TQM. Pemberdayaan bukan sekedar melibatkan karyawan tetapi juga melibatkan mereka dengan memberikan pengaruh yang sungguh berarti.

Prinsip-prinsip TQM

Husaini mengutip pendapat Hensler dan Brunell yang mengatakan bahwa ada empat prinsip utama dalam TQM. Keempat prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

  • Kepuasan Pelanggan

Mutu tidak hanya dimaknai sebagai kesesuaian produk dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu saja, tetapi juga mampu memuaskan pelanggan.

  • Respek terhadap Setiap Orang

Setiap orang dalam organisasi harus dipandang sebagai sumber daya dan aset organisasi yang paling bernilai.

  • Manajemen Berdasarkan Fakta

Setiap pengambilan langkah dan keputusan organisasi selalu didasarkan atas fakta.

  • Perbaikan Terus-Menerus

Konsep perbaikan yang diterapkan adalah siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang merupakan semangat TQM dalam usaha pencapaian mutu terbaik. PDCA adalah alat yang bermanfaat untuk melakukan perbaikan secara terus menerus tanpa berhenti.

Siklus Continous Improvement

Manfaat TQM

TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi.

Manfaat TQM bagi Pelanggan

  • Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
  • Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
  • Kepuasan pelanggan terjamin.

Manfaat TQM bagi Institusi

  • Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
  • Staf lebih termotivasi
  • Produktifitas meningkat
  • Biaya turun
  • Produk cacat berkurang
  • Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.

Manfaat TQM bagi Staf Organisasi

  • Pemberdayaan
  • Lebih terlatih dan berkemampuan
  • Lebih dihargai dan diakui

Manfaat TQM bagi Institusi di Masa Mendatang

  • Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut (follower)
  • Membantu terciptanya tim work
  • Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan
  • Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
  • Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah

Karakteristik Utama TQM

Selalu Fokus pada Pelanggan

Pelanggan yang dimaksud adalah bukan hanya pihak luar yang merupakan pembeli jasa atau produk dari organisasi tetapi juga pelanggan internal, yaitu orang yang berinteraksi pada layanan satu dengan layanan yang lain dalam organisasi.

Perhatian pada Kegiatan Pengembangan Secara Berkelanjutan

TQM memiliki komitmen untuk tidak pernah puas dengan suatu kualitas. Kualitas yang diinginkan bukan hanya “baik” tetapi harus “sangat baik”.Organisasi memiliki filosofi bahwa kualitas selalu dapat dikembangkan.

Fokus pada Proses

TQM memfokuskan pada proses kerja untuk menghasilkan barang dan jasa sehingga selalu harus dilakukan pengembangan secara berkelanjutan.

Pengembangan Mutu pada Keseluruhan Organisasi

TQM menggunakan definisi mutu yang sangat luas. Tidak hanya berkaitan dengan produk dan layanan akhir, tetapi juga bagaimana organisasi melakukan proses pengiriman, banyaknya komplain, dan bagaimana menangani komplain dengan sopan.

Pengukuran yang akurat

Hal tersebut dilakukan melalui kegiatan-kegiatan membandingkan dengan standar yang berbeda atau melalui kegiatan benchmark untuk mengidentifikasi masalah, menulusuri akar masalah, dan menghilangkan penyebab dari masalah tersebut.

Pemberdayaan sumber daya manusia.

TQM menempatkan manusia sebagai sesuatu yang harus dikembangkan dalam upaya untuk mengembangkan proses. Tim kerja merupakan hal yang harus dikembangkan dalam kaitan untuk menemukan dan menyelesaikan masalah dalam organisasi.

Persyaratan Implementasi TQM

Agar implementasi program TQM berjalan sesuai dengan yang diharapkan diperlukan persyaratan sebagai berikut:

  • Komitmen yang tinggi (dukungan penuh) dari menejemen puncak.
  • Mengalokasikan waktu secara penuh untuk program TQM
  • Menyiapkan dana dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
  • Memilih koordinator (fasilitator) program TQM
  • Melakukan banchmarking pada perusahaan lain yang menerapkan TQM
  • Merumuskan nilai (value), visi (vision) dan misi (mission)
  • Mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai bentuk hambatan
  • Merencanakan mutasi program TQM.

Sistem Manajemen Mutu

Sistem Manajemen Mutu (SMM) (bahasa inggris: Quality Management SystemQMS) adalah kemampuan suatu organisasi dalam menjaga kualitas mutu dari jasa atau barang yang dilayankan. Salah satu SMM yang sangat populer dan mungkin paling banyak diterapkan di seluruh dunia adalah SMM yang dikeluarkan oleh Organisasi Standar Internasional (International Standard Organization, ISO). ISO menetapkan standar untuk SMM dengan seri 9000, sehingga dikenal dengan sebutan ISO 9000.

ISO 9000 diperkenalkan pada tahun 1987, berisi dasar-dasar sistem manajemen kualitas dan spesifikasi terminologi dari SMM. ISO 9000:1987 kemudian direvisi menjadi 9000:1994 (tahun 1994). Pada 2000 diperkenalkan ISO 9001:2000 yang berisi persyaratan-persyaratan SMM (QMS Requirements). Versi 2000 tersebut pada 2008 direvisi menjadi ISO 9001:2008.

Varian dari ISO 9000/9001 adalah ISO 9002, 9003, dan 9004. Namun, yang paling populer adalah ISO 9001. Jika suatu perusahaan sudah memiliki sertifikasi ISO 9001, maka dapat dikatakan bahwa jasa atau barang yang dilayankan perusahaan tersebut sudah pasti memiliki mutu yang terjamin

Perbedaan Prinsip manajemen Mutu ISO 9001: 2008 vs ISO 9001: 2015

Dari 8 Menjadi 7 Prinsip

Dengan di revisi nya sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 menjadi ISO 9001 : 2015 terjadi beberapa perubahan –perubahan yang cukup signifikan dan salah satunya adalah perubahan prinsip manajemen mutu dari 8 menjadi 7 prinsip manajemen mutu.

Diantaranya sebagai berikut

Pada ISO 9001:2008 prinsip manajemen mutu terdiri dari 8 prinsip diantaranya, 1. Costumer Focus, 2. Leadership, 3. Involvement of People, 4. Process Approach, 5. System Approach to management, 6. Continual Improvement, 7. Factual Approach Decision Making, 8. Mutual Benficial Suppliers Relationship. Pada ISO 9001: 2015, Prinsip ke 4 dan ke 5 digabungkan menjadi satu, sehingga hanya ada 7 prinsip manajemen mutu.

Perbedaan Prinsip manajemen Mutu ISO 9001: 2008 vs ISO 9001: 2015

7 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2015

Customer Focus

Fokus utama manajemen mutu adalah untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan berjuang untuk melampaui harapan pelanggan

Leadership

Pemimpin dari semua tingkatan menetapkan serta menyatukan tujuan, arahan dan menciptakan kondisi dimana orang-orang terlibat dalam mencapai sasaran organisasi.

Engagement of People

Kompeten, mampu diberdayakan, dan keterlibatan orang-orang di semua tingkatan, adalah hal yang penting untuk menambah kapabilitas organisasi dalam menciptakan dan memberikan nilai.

Process Approach

Hasil yang dapat diprediksi dan konsisten akan tercapai lebih efektif dan efisien jika aktifitas-aktifitas dapat dimengerti dan dikelola sebagai proses-proses yang saling berkaitan serta berfungsi sebagai suatu sistem yang utuh.

Improvement

Organisasi-organisasi yang sukses selalu fokus terhadap perbaikan.

Evidence-Based Decision Making

Pengambilan keputusan berdasarkan analisis dan evaluasi data dan informasi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Relationship Management

Untuk mempertahankan kesuksesan, organisasi harus mengelola hubungannya dengan pihak-pihak yang berkepentingan diantaranya adalah para pemasoknya.

Daftar Pustaka

ISO Quality Management Principles 2015

https://www.wikiapbn.org/sistem-manajemen-mutu/

http://www.pakguru.id/2019/02/konsep-dasar-dan-prinsip-total-quality.html

https://ipqi.org/definisi-unsur-prinsip-manfaat-program-total-quality-management-tqm/

https://rmpconsultancy.com/home/business-process-improvement-and-pdca/

Usman, Husaini, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_kualitas_total

 

Manajemen Project Materi 6

Ari Aria Anugrah

0218 123 004 

Dosen Pengampu : Iis Rostiawati S.E., M.M

 

PROJECT SCHEDULE

Project Schedule atau jadwal proyek  dibuat  oleh manajer proyek untuk  mengatur  manusia  didalam  proyek  dan  menunjukkan kepada organisasi bagaimana pekerjaan (proyek) akan dilaksanakan.  Ini adalah alat untuk memantau (bagi project  manager) apakah proyek dan tim masih terkendali atau tidak.

Project schedule berbentuk kalender yang dihubungkan dengan pekerjaan yang harus dikerjakan dan daftar resource yang dibutuhkan.

Sebelum jadwal dibuat, Work breakdown structure  (WBS) (metode pengorganisasian proyek menjadi struktur pelaporan hierarakis) harus terlebih dahulu ada, jika tidak maka jadwal tersebut akan terkesan mengada-ada.

Software Project Schedule Gratis

  • Workbench
  • dotProject
  • netOffice

Hal yang Perlu diperhatikan Ketika Membuat Project Schedule

  • Alokasi resource pada tiap pekerjaan
  • Identifikasikan setiap ketergantungan
  • Membuat Jadwal

Kegunaan Penjadwalan Proyek

  • Menunjukkan hubungan utama diantara kegiatan-kegiatan & Menunjukkan hubungan antar tiap aktivitas dalam proyek
  • Mendorong penentuan waktu yang diperlukan dan perkiraan biaya untuk setiap kegiatan
  • Membantu meningkatkan penggunaan sumber daya manusia, uang, dan material dengan mengidentifikasi hambatan kritis dalam proyek.

Manfaat Adanya Konflik

  • Bisa menghasilkan ide-ide baru yang lebih baik
  • Memacu orang untuk mencari dan menemukan pendekatan-pendekatan baru dalam menyelesaikan masalah
  • Memunculkan   masalah   lama ke permukaan dan kesepakatan tentang adanya masalah tersebut
  • Memacu orang untuk menjelaskan pandangannya
  • Menyebabkan tekanan yang akan menstimulasi perhatian dan kreativitas seseorang
  • Memberikan    kesempatan   kepada    seseorang    untuk menguji kapasitas kemampuannya

MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN

Penyebab Munculnya Konflik

  • Adanya Perbedaan Opini, Tujuan Dan Nilai Yang Dianut
  • Seringnya pergantian personil yang sebelumnya mungkin tidak saling kenal, sehingga orang harus bekerjasama dengan orang-orang baru.
  • Saling mementingkan bagiannya agar pekerjaan di bagiannya akan berhasil. Lebih cepat atau baik

Tiga Macam Konflik

  • Konflik antara user dan kontraktor
  • Konflik dalam organisasi proyek
  • Konflik selama siklus hidup proyek

Pemecahan Konflik

  • Menarik kembali kesepakatan (withdrawing)
  • Mengurangi tingkat kepentingan ketidaksepakatan (menganggap tidak ada konflik)
  • Menggunakan kekuasaan (forcing)
  • Kompromi
  • Konfrontasi

Metode Menyelesaikan Konflik

  • Teknik Memperjelas Peran

Agar setiap orang mengetahui posisi dan tanggungjawabnya masingmasing, dapat mengerti posisi dan tanggungjawab orang lain serta apa yang diharapkan orang lain darinya.

  • Memperjelas Peran Setiap Orang

Hal ini tidak berbeda jauh dengan apa yang dilakukan untuk memperjelas peran tim.

  • Memperjelas Peranperan Untuk Tim

Mempertemukan orang dalam tim kemudian diberi pertanyaan untuk dijawab.

  • Resolusi Konflik Dalam Kelompok

Tujuannya untuk menemukan solusi dari konflik yang terjadi, bukan untuk saling mencari kesalahan

HUBUNGAN ANTAR AKTIVITAS

“Aktivitas merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan aktivitas atau pekerjaan apa saja yang akan dikerjakan pada proyek.”

Tim proyek dalam mendefinisikan aktivitas ini perlu juga melibatkan stakeholder yang lain untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas telah terdefinisi secara lengkap untuk keberhasilan penyelesaian proyek. Dari definisi aktivitas ini pula, estimasi biaya, waktu dan kebutuhan sumberdaya lain dapat disusun

Activity Relationship Chart  (ARC) adalah digram yang digunakan untuk mendapatkan hubungan dari aktivitasaktivitas tertentu, sehingga dapat ditentukan aktivitas yang harus berdekatan dan aktivitas yang harus berjauhan dalam suatu perancangan tata letak fasilitas.

Teknik ini dikemukakan oleh Richard Muthe yang mengatakan bahwa “Hubungan antar aktivitas ditunjukan dengan tingkat kepentingan hubungan antar aktivitas, “. Hubungan ini digambarkan dengan lambang warna dan huruf. Lambang tersebut adalah sebagai berikut

No Tingkat Kepentingan Kode Warna
1 Mutlak Penting A Merah
2 Penting Tertentu E Kuning
3 Penting I Hijau
4 Biasa O Biru
5 Tidak Penting U Putih
6 Tidak Diinginkan X Coklat

 

Untuk mempermudah penjelasan pada materi Activitrelationship chart, berikut terdapat contoh ARC pada suatu pabrik. Lokasi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada pabrik tersebut adalah:

  • Gudang Bahan Baku,
  • Gudang Produk Jadi,
  • Departemen Pemotongan,
  • Departemen Perakitan,
  • Kantor,
  • Kantin,
  • Pembangkit Listrik
  • Penampungan Limbah.

Maka ARC nya yaitu:

Kode Alasan
1 Urutan aliran bahan
2 Membutuhkan area yang sama
3 Intensitas hubungan dokumen
4 Debu dan bising
5 Bau dan kotor

GANTT CHART

Gantt Chart merupakan diagram perencanaan yang digunakan untuk penjadwalansumber daya dan alokasi waktu (Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006).

Gantt Chart : suatu grafik dimana ditampilkan kotak-kotak yang mewakili setiap tugas dan panjang masing-masing setiap kotak menunjukkan waktu pengerjaan tugas-tugas tersebut dalam format pewaktuan tertentu seperti jam, hari, tanggal, minggu, bulan atau tahun

Gantt Chart dapat membantu penggunanya untuk memastikan bahwa  :

  • Semua kegiatan telah direncakan
  • Urutan kinerja telah diperhitungkan
  • Perkiraan waktu kegiatan telah tercatat
  • Keseluruhan waktu proyek telah dibuat

Kelebihan

  • Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
  • Gantt Chart digunakan untuk penjadwalan sederhana atau proyek-proyek yang kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau proyek kecil
  • Dapat digunakan untuk penjadwalan operasi yang berulang.
  • Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan.
  • Bila digunakan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan.

Kekurangan

  • Tidak menunjukan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dan kegiatan lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
  • Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaruan bila diperlukan, karena pada umumnya ini berarti membuat bagan blok baru.
  • Gantt Chart tidak bisa secara eksplisit menunjukan keterkaitan antara aktivitas dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt chart

Fungsi Gantt Chart

  • Menentukan durasi pekerjaan terhadap perkembangan waktu.
  • Perencanaan dan penjadwalan proyek pekerjaan.
  • Pemantauan kemajuan proyek pekerjaan yg dilaksanakan seluruh manjemen dalam satu organisasi

ANGGARAN DAN TUJUAN ORGANISASI

Anggaran adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang menvakup jangka waktu satu tahun. Mulyadi (2001:488)

Anggaran adalah dokumen yang berusaha untuk mendamaikan prioritas program dengan sumber pendapatan yang diproyeksikan. Anggaran menggabungkan suatu pengumuman dari aktivitas organisasi atau tujuan untuk suatu jangka waktu yang ditentukan dengan informasi mengenai dana yang dibutuhkan untuk aktivitas atau untuk mencapai tujuan tersebut. Gomes (1995:87-88)

Fungsi Anggaran

Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan  perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan.

Karakteristik Anggaran

  • Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.
  • Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun.
  • Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajeman untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
  • Usulan angggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunananggaran.
  • Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

Syarat Penyusunan Anggaran

  • Realistis

Anggaran diharapkan dapat dicapai sesuai dengan keadaan saat ini, tidak terlalu optimis dan juga tidak terlalu pesimis

  • Luwes

Tidak kaku dan berpeluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang berubah.

  • Berkesinambungan

Membutuhkan perhatian yang terus menerus

  • Partisipatif

Membutuhkan partisipasi dari keseluruhan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah tercermin dalam anggaran.

  • Edukatif

dapat mendidik karyawan dan manajemen untuk berkerja sesuaidengan komitmennya.

  • Komunikatif

anggaran digunakan sebagai alat komunikasi antar departemen.

  • Integratif

anggaran harus dapat menyatukan pelaksanaan kegiatan semuabagian dalam suatu laporan anggaran.

  • Koordinatif

dapat mengkoordinasikan seluruh kegiatan departemen untukmencapai tujuan perusahaan

Cara Membuat Anggaran pada Perusahaan Kontraktor

  • Menyiapkan gambar proyek
  • Menghitung volume pekerjaan
  • Menghitung harga satuan pekerjaan
  • Menghitung jumlah biaya pekerjaan
  • Menghitung rekapitulasi

Agar Tujuan Organisasi Dapat Dicapai

  • Identifikasi dan Pembagian Kegiatan
  • Pengelompokkan Penanggung Jawab Kegiatan
  • Penentuan Wewenang dan Tanggung Jawab
  • Menyusun MekanismePengendalian
  • Struktur Organisasi Proyek

CPM

Menurut Levin dan Kirkpatrick (1972), metode Jalur Kritis (Critical Path Method ) yakni metode untuk merencanakan dan mengawasi proyek. CPM merupakansistem yang paling banyak dipergunakan diantara semua sistem lain yang memakai prinsip pembentukan jaringan.

Menurut Jesse dan Desirae (2009), Critical Path Method adalah salah satu metode analisis yang berbasis algoritma yang digunakan untuk penjadwalan serangkaian proses kegiatan.

Critical Path Method (CPM) merupakan metode untuk mentranlasikan ataumenerjemahkan kebutuhan proyek ke dalam system matematik denganmemperhatikan tahapan umum yang rutin diaplikasikan antara lain : perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian/monitoring.

Cara Menentukan Critical Path

  • Buatlah network diagram yang baik
  • Tambahkan durasi untuk tiap aktivitas
  • Jalur terpanjang adalah critical path

Tujuan CPM

Tujuan dari kedua metode tersebut adalah untuk merencanakan dan menjadwalkan suatu proyek serta untukmengawasi dan mengevaluasi. Sehingga dapat mengurangi penundaan pekerjaan, mengurangi gangguan, dan mengurangi konflik produksi pada sebuah proyek (Dwinovi,2012).

Manfaan CPM

CPM dapat diaplikasikan di setiap proyek  karena bermanfaat untuk (Purnomo, 2004):

  • Perencanaan suatu proyek yang kompleks.
  • Penjadwalan-penjadwalan pekerjaan dalam urutan yang praktis dan efisien.
  • Mengadakan pembagian kerja dari tetangga kerja dan sumber dana yang tersedia.
  • Menentukan antara waktu dan biaya

Elemen CPM

Anak Panah Mewakili sebuah kegiatan yang dibutuhkan suatu proyek.
Lingkaran Kecil (Node) Mewakili sebuah kejadian. Kejadian didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari suatu atau beberapa kejadian
Anak panah terputus Menyatakan kegiatan semu.
Anak Panah tebal Merupakan kegiatan pada jalur kritis (rangkaian kegiatan dengan waktu terlama)
Activity on Arti dari Activity on. Node (AON) Aktivitas Arrow (AOA) A datang sebelum B, yang datang sebelum C. (a) A. B. C. A dan B keduanya harus diselesaikan sebelum C dapat dimulai. (b) A. C. B. B dan C tidak dapat di mulai sebelum A selesai. (c) B. A. C.
C dan D tidak dapat dimulai hingga A dan B keduanya selesai. (d) A. B. C. D. C tidak dapat dimulai setelah A dan B selesai, D tidak dapat dimulai sebelum B selesai. Kegiatan Dummy ditunjukan pada AOA. (e) Dummy activity.
B dan C tidak dapat dimulai hingga A selesai. D tidak dapat dimulai sebelum B dan C selesai. Kegiatan dummy ditunjukan pada AOA. (f) A. C. D. B. Dummy activity.

DAFTAR PUSTAKA

Pengertian CPM dan PERT


https://slideplayer.info/slide/12211289/
http://web.ipb.ac.id/~erizal/manpro/perenca naan%20pengendalian%20proyek.pdf
https://manajemenproyekindonesia.com/? p=848
https://www.scribd.com/doc/82406087/Defi nisi-Gantt-Chart

Manajemen Project Materi 5

Ari Aria Anugrah

0218 123 004 

Dosen Pengampu : Iis Rostiawati S.E., M.M

 

PROJECT SCHEDULLING

Estimasi Durasi Produk

Ada beberapa cara menentukan durasi proyek:

  • Asumsikan jika setiap kegiatan selesai dengan normal

Asumsikan kegiatan secara normal dahulu. Karena kita harus memikirkan waktu, mutu dan biaya. Kita harus memikirkan dulu jadwal yang paling efisien. Karena semakin cepat proyek membutuhkan biaya yang besar pula.

  • Evaluasi setiap kegiatan secara terpisah

Karena setiap item pekerjaan sangat berhubungan, kita harus mengetahui hubungan antara item pekerjaan. Ada baiknya kita mengestimasi kegiatan secara terpisah dulu tanpa hubungan dengan kegiatan lain.

  • Gunakan waktu yang konsisten

Kita harus menetapkan satuan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan proyek. Dalam mengestimasi kita harus menentukan dahulu patokan waktu yang akan kita pakai. Karena akan mempengaruhi estimasi penjadwalan proyek.

  • Menyimpan perkembangan jadwal

Karena setiap pekerjaan berkaitan dan berkelanjutan. Kita harus menyimpan dokumentasi kegiatan agar kita bias pelajari. Karena dengan kita pelajari celah dari kegiatan tersebut. Kita bisa mempercepat penjadwalan kita.

Perhitungan durasi proyek yang sebenarnya

  • Metode produktifitas pekerja per-jam

Kita dapat mengestimasi pekerjaan dengan melihat produktifitas pekerja. Ini berpengaruh pada waktu dan biaya. Semakin beasr produktifitas kita dapat menekan jadwal dan biaya yang dibutuhkan. Cara perhitungan yang biasa dipakai dengan mengalikan produktifitas pekerja dengan volume pekerjaan. Didapatkan total jam kerja. Lalu total jam kerja dibagi oleh jam kerja per hari. Biasanya jam kerja harian berlangsung 8 jam. Didapatkan total hari kerja.

  • Metode produktifitas pekerja per hari.

Sama seerti produktifitas per-jam, akan tetapi metode ini dilihat dari produktifitas per-hari. Hal ini lebih sederhana dan akurat karena kita dapat melihat hasil produktifitas harian dari pekerja. Caa perhtungannya pun tidak jauh beda. Dengan membagi voume pekerjaan dengan produktifitas harian pekerja, maka didapat total hari kerja

  • Penyesuaian dengan kalkulasi durasi

Pastikan durasi setiap pekerjaan hingga selesai. Lebih baik kita beri waktu lebih pada setiap kegiatan. Lalu pastikan produktifitas pekerja pada item pekerja yang tepat. Karena produktifitas setiap pekerja berbeda kita harus memilihkan item pekerjaan yang tepat. Setiap pekerjaan pun memiliki detai pekerjaan yang tingkat kesulitannya berbeda. Kita dapat melewatkan atau melakukan hal yang lain di area lain agar produktifitas tetap berjalan. Karena setiap proyek tidak bebas dari suatu masalah. Produktifitas pekerja juga kadang jadi masalah pada kemajuan proyek. Karena tidak setiap waktu pekerja melakukan produktifitasnya. Adakalanya pekerja tidak melakuakan produktifitasnya secara optimal. Kita juga harus mempelajari banyak hal yang sudah berlangsung di proyek. Seperti evaluasi kurva-S, mengevaluasi target subkontraktor atau para pekerja, dan menerapkan hasil evaluasi tersebut untuk mencapai target yang diinginkan.

Hubungan antar aktifitas

Activity Relationship Chart (ARC) adalah digram yang digunakan untuk mendapatkan hubungan dari aktivitas-aktivitas tertentu, sehingga dapat ditentukan aktivitas yang harus berdekatan dan aktivitas yang harus berjauhan dalam suatu perancangan tata letak fasilitas. Dalam suatu organisasi pabrik harus ada hubungan yang terikat antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya yang dianggap penting dan selalu berdekatan demi kelancaran aktifitasnya. Oleh karena itu dibuatlah suatu peta hubungan aktifitas, dimana akan dapat diketahui bagaimana hunbungan yang terjadi dan harus dipenuhi sesuai dengan tugas-tugas dan hubungan yang mendukung. Dalam literature lain juga disebutkan bahwa Activitrelationship chart (ARC) adalah peta yang menggambarkan tingkat hubungan antar bagian-bagian atau kegiatan yang terdapat dalam suatu perusahaan.  Teknik ini dikemukakan oleh Richard Muthe yang mengatakan bahwa “Hubungan antar aktivitas ditunjukan dengan tingkat kepentingan hubungan antar aktivitas “. Hubungan ini digambarkan dengan lambang warna dan huruf. Lambang tersebut adalah sebagai berikut:

No Tingkat Kepentingan Kode Warna
1 Mutlak Penting A Merah
2 Penting Tertentu E Kuning
3 Penting I Hijau
4 Biasa O Biru
5 Tidak Penting U Putih
6 Tidak Diinginkan X Coklat

Untuk mempermudah penjelasan pada materi Activitrelationship chart, berikut terdapat contoh ARC pada suatu pabrik. Lokasi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada pabrik tersebut adalah:

  • Gudang Bahan Baku,
  • Gudang Produk Jadi,
  • Departemen Pemotongan,
  • Departemen Perakitan,
  • Kantor,
  • Kantin,
  • Pembangkit Listrik
  • Penampungan Limbah.

Maka ARC nya yaitu:

No Tingkat Kepentingan Kode Warna
1 Mutlak Penting A Merah
2 Penting Tertentu E Kuning
3 Penting I Hijau
4 Biasa O Biru
5 Tidak Penting U Putih
6 Tidak Diinginkan X Coklat

 

Kode Alasan
1 Urutan aliran bahan
2 Membutuhkan area yang sama
3 Intensitas hubungan dokumen
4 Debu dan bising
5 Bau dan kotor

Activity Relationship Chart :

Gann Chart (Gantt Chart)

Definisi Gantt Chart

Gantt Chart adalah sejenis grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan tugas-tugas pada proyek serta jadwal dan waktu pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya tugas tersebut dan juga batas waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan.

Beberapa sebutan lain untuk Gantt Chart diantaranya adalah Milestones Chart, Project Bar Chart dan juga activity chart. Gantt Chart yang dikembangkan oleh Henry Laurence Gantt pada tahun 1910 ini pada dasarnya adalah suatu gambaran atas perencanan, penjadwalan dan pemantauan (monitoring) kemajuan setiap kegiatan atau aktivitas pada suatu proyek.

Atau Gantt Chart juga diartikan sebagai salah satu alat yang sangat bermanfaat dalam merencanakan penjadwalan dan memantau kegiatan pada suatu proyek,  mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dan juga status pelaksanaannya. Dalam Gantt Chart juga dapat dilihat urutan kegiatan ataupun tugas yang harus dilakukan berdasarkan prioritas waktu yang ditentukan.

Keuntungan Menggunakan Gantt Chart

  • Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek. Gantt Chart sangat mudah dipahami, balok horizontal (horizontal bar) dibuat pada tiap kegiatan proyek sepanjang garis waktu.
  • Gantt chart digunakan untuk penjadwalan sederhana atau proyek-proyek yang
    kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau proyek kecil.
  • Gantt Chart juga dapat digunakan untuk penjadwalan operasi yang berulang.
  • Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan.
  • Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan.

Kelemahan Gantt Chart

  • Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
  • Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan, karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.
  • Gantt chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antara
    aktivitas dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt chart.

Karakteristik Gantt Chart

  • Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan oleh para manajer proyek untuk memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu dimulai dan selesainya tugas-tugas dan sub- sub tugas dari proyek.
  • Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek dan semkin penting urutan antara tugas-tugas maka semakin besar kecenderungan dan keinginan untuk memodifikasi gantt chart.
  • Gantt chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan “what if” saat melihat kesempatan-kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap kebutuhan.

Cara Membuat Gantt chart

Gantt Chart merupakan grafik yang sederhana, Cara membuatnya juga cukup mudah. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuat Gantt Chart serta cara penggunaannya :

  1. Mengidentifikasikan Tugas
  • Mengidentifikasikan Tugas yang perlu diselesaikan pada Proyek
  • Menentukan Milestone (bagian pekerjaan dari suatu tugas) dengan menggunakan Brainstorming ataupun Flow chart.
  • Mengidentifikasikan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas.
  • Mengidentifikasikan urutan pekerjaan ataupun tugas yang akan dikerjakan. Seperti Tugas yang harus diselesaikan sebelum memulai suatu tugas yang baru ataupun tugas-tugas apa yang harus dilakukan secara bersamaan (Simultan).
  1. Menggambarkan Sumbu Horizontal

Gambarkan sumbu horizontal untuk waktu pelaksanaannya (dapat diletakan diatas atau dibawah halaman).  Tandai dengan skala waktu yang sesuai (bisa dalam harian maupun mingguan).

  1. Menuliskan Tugas ataupun Bagian Pekerjaan

Tuliskan Tugas atau bagian pekerjaan (milestone) yang akan dikerjakan berdasarkan urutan waktu pada bagian kiri. Gambarkan Diagram Batang (Bar Graph) untuk menunjukan rentang waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas yang bersangkutan. Gambarkan kotak dari kiri dimana waktu Tugas tersebut dimulai sampai pada waktu tugas yang bersangkutan berakhir.

  1. Melakukan Pemeriksaan kembali

Lakukan pemeriksaan kembali, apakah semua tugas atau bagian pekerjaan untuk Proyek tersebut sudah tertulis semuanya ke dalam Gantt Chart.

Berikut Contoh Gantt Chart:

 

Menggunakan Gantt Chart

  1. Saat Proyek sedang berlangsung, isikan gambar Intan (Diamond) ataupun Grafik Batang pada Gantt Chart untuk menunjukan bahwa tugas yang bersangkutan telah diselesaikan. Jika ada tugas masih berlangsung (in progress), estimasikan kemajuan tugas yang bersangkutan dan isikan grafik batang sesuai dengan kemajuan tersebut.
  2. Letakkan tanda vertical untuk menunjukan sejauh mana Proyek ini sedang berlangsung.

Fungsi Gantt Chart

  1. Menentukan durasi pekerjaan terhadap perkembangan waktu
  2. Perencanaan dan penjadwalan proyek pekerjaan
  3. Pemantauan kemajuan proyek pekerjaan

PERT

Teknik evaluasi dan ulasan program (dikenal cukup luas – sebagai program evaluation and review technique-PERT) dan metode jalur kritis (critical path method-CPM) dikembangkan pada tahun 1950-an untuk membantu manajer menentukan jadwal, mengawasi dan mengendalikan proyek yang besar dan rumit.

Pengertian PERT

  • PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek (Setianingrum, 2011).
  • PERT juga merupakan suatu metode yang bertujuan untuk (semaksimal mungkin) mengurangi adanya penundaan kegiatan (proyek, produksi, dan teknik) maupun rintangan dan perbedaan-perbedaan, mengkoordinasikan dan menyelaraskan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek-proyek (Nurhayati, 2010).
  • Menurut Heizer &  Render (2014 : 80) adalah “Untuk membagi keseluruhan proyek ke dalam kejadian dan aktivitas. Suatu kejadian menandai mulainya atau selesainya tugas atau aktivitas tertentu. Suatu aktivitas di sisi lain adalah suatu tugas atau subproyek yang terjadi antara dua kejadian.”

Kelebihan PERT

  • PERT memiliki asumsi bahwa proyek yang akan dilaksanakan adalah baru,
  • tidak ada contoh sebelumnya. Berdasarkan atas asumsi itu, maka orientasi dari metode PERT adalah mengoptimalkan waktu penyelesaian proyek dan belum menekankan soal minimisasi biaya. Oleh karena belum ada pengalaman sebelumnya, maka waktu penyelesaian pekerjaan tertentu yang ada dalam proyek bersifat probabilistik.
  • PERT mencoba mengestimasi waktu aktivitas ini dengan formula. Bahkan,
    PERT juga mencoba mencari suatu ukuran tentang variabilitas waktu penyelesaian paling awal.
  • PERT dapat bekerja dengan ketidakpastian melalui penggunaan waktu probabilitas (Ma’arif, Syamsul Mohammad dan Tanjung, Hendri, 2003). Bila waktu kegiatan individual acak, maka waktu proyek juga akan acak. Bila waktu kegiatan tidak pasti, lintasan kritis pun bersifat acak. Hanya saja, karena bekerja dengan ketidakpastian, maka lintasan kritis penyelesaian proyek pun menjadi tidak pasti. Inilah gambaran dari metode PERT, yaitu risiko ketidakpastian.
  • Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan seperti
    menit, jam, hari, minggu atau bulan adalah unit umum yang biasa digunakan waktuuntuk penyelesaian suatu kegiatan. Sebuah fitur yang membedakan PERT adala kemampuannya untuk menghadapi ketidakpastian di masa penyelesaian kegiatan.

Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT

Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT secara umum adalah bahwa perkiraan atas waktu yang dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat subyektif dan tergantung pada asumsi. Sehingga secara umum PERT cenderung terlalu optimis dalam menetapkan waktu penyelesaian sebuah proyek.

Bagan Jaringan Pada PERT

  • Panah (arrow) yang diggunakan untuk mewakili suatu kegiatan
  • Simpul atau (kode) digunakan untuk mewakili suatu kejadian

Contoh:

Keterangan:

  • Kegiatan A dan B merupakan kegiatan Pendahuluan
  • Kegiatan C dikerjakan setelah kegiatan A
  • Kegiatan D dikerjakan setelah kegiatan B
  • Kegiatan E dikerjakan setelah kegiatan C dan D

Contoh Diagram PERT

Keterangan:

  • Kegiatan A,B, C kegiatan bersama
  • Kegiatan A mendahului kegiatan D
  • Kegiatan B mendahului kegiatan E, F dan G
  • Kegiatan C mendahului kegiatan G
  • Kegiatan D dan E mendahului kegiatan H dan J
  • Kegiatan F mendahului kegiatan I

Jalur kritis

  • Jalur kritis adalah jalur yang menunjukkan kegiatan dari awal sampai dengan
    akhir kegiatan pada diagram jaringan
  • Kegiatan kritis adalah kegiatan yang apabila ditunda akan mempengaruhi
    waktu penyelesaian proyek.

Contoh:

Kegiatan Estimasi (Hari)
A 10
B 8
C 12
D 22
E 27
F 7
G 15
H 8
I 20
J 15

Keterangan :

  • Jalur A,D,H = 10 + 22 + 8 = 40
  • Jalur A,D,J = 10 + 22 + 15 = 47
  • Jalur B,E,H = 8 + 27 + 8 = 45
  • Jalur B, E, J = 8 + 27 + 15 = 50 ? Jalur kritis
  • Jalur B,F,J = 8 + 27 + 20 = 35
  • Jalur B,G,J = 8 + 15 + 15 = 35
  • Jalur C,G,J = 12 + 15 + 15 = 42

Critical Path Method

Pengertian Critical Path Method

Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total. Critical path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan. Critical path adalah jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan paling sedikit.

Istilah Dalam Critical Path Method

  • E (earliest event occurence time ): Saat tercepat terjadinya suatu peristiwa.
  • L (Latest event occurence time): Saat paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.
  • ES (earliest activity start time): Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.
  • EF (earliest activity finish time): Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan. EF suatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya.
  • LS (latest activity start time): Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek.

Asumsi Dasar dalam menghitung critical path method

  1. Proyek hanya memiliki satu initial event (start) dan satu terminal event (finish).
  2. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol.
  3. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah LS = ES

Teknik Menghitung critical path method

  • Hitungan Maju (Forward Pass)

Dimulai dari Start (initial event) menuju Finish (terminal event) untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E).

Aturan Hitungan Maju (Forward Pass)

  1. Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai.
  2. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama dengan waktu mulai paling awal, ditambah dengan kurun waktu kegiatan yang mendahuluinya.
    EF(i-j) = ES(i-j) + t (i-j)
  3. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu.
  • Hitungan Mundur (Backward Pass)

Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L).

Aturan Hitungan Mundur (Backward Pass)

  1. Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan.
    LS(i-j) = LF(i-j) t
  2. Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.

Apabila kedua perhitungan tersebut telah selesai maka dapat diperoleh nilai Slack atau Float yang merupakan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas dalam sebuah jaringan kerja.

Contoh Perhitungan Critical Path Method:

Jaringan Kerjanya :

Forward Pass:

 Backward Pass:

Penentuan Jalur:

Selisih Forward Dan Backward Pass:

Jadi dari contoh kasus di atas dapat disimpulkan:

Kegiatan Kritis adalah kegiatan yang memiliki selisih nol (0) yaitu: A, F, I, J Jalur Kritis adalah jalur yang melalui kegiatan yang memiliki selisih 0: 1–6–11–14–15

Mengatasi Konflik Penjadwalan

Pengetian Penjadwalan

Penjadwalan dalam pengertian proyek konstruksi merupakan perangkat untuk menentukan aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta kerangka waktu tertentu, dalam mana setiap aktivitas harus dilaksanakan agar proyek selesai tepat waktu dengan biaya yang ekonomis (Callahan, 1992). Penjadwalan meliputi tenaga kerja, material, peralatan, keuangan, dan waktu. Dengan penjadwalan yang tepat maka beberapa macam kerugian dapat dihindarkan seperti keterlambatan, pembengkakan biaya, dan perselisihan.

Menurut Abrar Husen (2010) penjadwalan adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada,

Pentingnya Penjadwalan

  • Manajer Proyek biasanya menganggap penyerahan hasil tepat pada waktunya adalah tantangan yang paling besar.
  • Isu mengenai jadwal merupakan sebab utama terjadinya konflik dalam proyek, khususnya pada paruh kedua jalannya proyek
  • Waktu merupakan besaran yang paling tidak fleksibel; waktu akan berlalu apapun yang terjadi pada proyek.

Fungsi Penjadwalan Waktu Proyek

  • Menentukan durasi total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
  • Menentukan waktu pelaksanaan setiap kegiatan.
  • Menentukan kegiatan yang tidak boleh terlambat atau tertunda pelaksanaannya (kegiatan kritis) dan jalur kritis.
  • Menentukan kemajuan pelaksanaan proyek.
  • Dasar penghitungan cashflowproyek.
  • Dasar penjadualan sumberdaya proyek lain, seperti tenaga, material, dan peralatan.
  • Alat pengendalian proyek

Intensitas Konflik Selama Jalannya Proyek

 Konflik Jadwal

Penyebab Konflik :

  • Individual work style

Indikator tipe Myers-Briggs berfokus pada perilaku individu terhadap struktur dan tenggat (deadline)

  • Perbedaan Budaya

Beberapa individu memilih untuk mengikuti jadwal dan memenuhi tenggat sementara beberapa individu lainnya tidak. Perbedaan budaya bahkan untuk negara yang sama akan mempunyai perilaku yang berbeda terhadap jadwal.

Contoh Konflik Pada Konstruksi Gedung dan Cara Mengatasinya

Semakin tinggi tingkat kompleksitas proyek maka tinggi pula jumlah kejadian konflik dan kualitasnya. Pada proyek konstruksi gedung, seperti yang telah disebutkan di atas memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi karena sifatnya yang memiliki banyak item pekerjaan dan waktu pelaksanaan yang umumnya singkat. Suatu hasil penelitian yang dilakukan oleh Aderiani, Sutjipto, dan Joko dengan judul penelitian ”Identifikasi konflik yang terjadi pada pelaksanaan proyek gedung” telah menghasilkan beberapa jenis konflik yang berpotensi terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung.

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat empat jenis konflik yang berpotensi terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung, yaitu:

  1. konflik akibat faktor organisasi,
  2. konflik akibat faktor teknis,
  3. konflik akibat faktor sumber daya, dan
  4. konflik akibat faktor jadwal.

Di antara keempat jenis konflik di atas, frekuensi terjadinya konflik akibat faktor sumber daya dan faktor jadwal adalah lebih tinggi dibandingkan dengan konflik-konflik lainnya. Terdapat beberapa cara atau resolusi dalam mengatasi konflik.

  1. Withdrawing  / Avoiding : Menghindari sumber potensi konflik yang berdampak konflik tidak terselesaikan
  2. Smoothing / Accomodating : Menekankan pada area kesepakatan ketimbang area perbedaan yang berdampak pada solusi jangka pendek
  3. Compromizing : Mencari dan tawar-menawar yang membawa pada beberapa tingkat kepuasan semua pihak yang berdampak pada penyediaan penyelesaian yang definitif
  4. Forcing : Memaksa satu sudut pandang dengan biaya pihak lain, menawarkan solusi win-lose. Ini menghasilkan pada perasaan tidak nyaman yang mungkin akan terjadi pada bentuk yang lain.
  5. Collaborating : Menggabungkan beberapa cara pandang dan wawasan dari perspektif yang berbeda yang membawa konsensus dan komitmen. Ini menghasilkan resolusi jangka panjang
  6. Confronting / Problem solving : Penanganan konflik sebagai suatu masalah yang harus diselesaikan dengan memeriksa alternatif, persyaratan yang diberikan dan mengambil sikap dan membuka pembicaraan. Ini menghasilkan resolusi yang maksimum.

Hasil penelitian ini menghasilkan beberapa resolusi yang digunakan oleh Project Manager, yaitu pendekatan confrontation atau problem solving dan pendekatan compromising atau negotiating. Khusus untuk konflik personalitas, manajer proyek mempergunakan pendekatan smoothing sebagai alternatif lain penyelesaian konflik yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Jurnal:

Walean, DM, dkk 2012. Perencanaan Dan Pengendalian Jadwal Dengan Menggunakan Program Microsoft Project 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama). Jurnal Sipil Statik. 1(1):22-26.

Walean, DM, dkk 2012. Perencanaan Dan Pengendalian Jadwal Dengan Menggunakan Program Microsoft Project 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama). Jurnal Sipil Statik. 1(1):22-26.

Alwi, MA, Syahrizal.2017. Analisis Penerapan Sistem Penjadwalan CPM, PERT, Dan LOB Pada Penjadwalan Proyek (Studi Kasus : Pembangunan Gedung Kantor PT. Jasa Asuransi Indonesia – Pematang Siantar).Jurnal Teknik Sipil Usu. 6(1).

Sumber Internet:

http://41115120046.blog.mercubuana.ac.id/2016/10/08/10/

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-gantt-chart-cara-membuat-gantt-chart/

https://fairuzelsaid.wordpress.com/2009/11/24/anaslisis-sistem-informasi-gantt-chart/

https://www.scribd.com/doc/82406087/Definisi-Gantt-Chart

http://roda-ilmu.blogspot.com/2018/04/perancangan-tata-letak-fasilitas-materi_8.html

https://ghaleebmumtaz.wordpress.com/2015/03/26/membuat-activity-relationship-chart/

https://fairuzelsaid.wordpress.com/2009/10/26/pasi-teknik-penjawalan-proyek-menggunakan-pert-program-evaluation-and-review-technique/

https://ipqi.org/pengertian-cpm-dan-pert/

https://slideplayer.info/slide/12211289/

http://web.ipb.ac.id/~erizal/manpro/perencanaan%20pengendalian%20proyek.pdf

https://manajemenproyekindonesia.com/?p=848

 

Manajemen Project Materi 4

Ari Aria Anugrah

0218 123 004 

Dosen Pengampu : Iis Rostiawati S.E., M.M

 

Human Resources Project Management
LRC (Linear Responsibility Chart)
Produktivitas Tenaga Kerja

Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya

Tujuan MSDM

Menurut Sedarmayanti, penulis buku Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja (2009):

  1. Tujuan Sosial

bertanggung jawab secara sosial terhadap tantangan dan keperluan yang terjadi di masyarakat khususnya diruang lingkup organisasi dan mengurangi efek dampak negative atau merugikan yang akan muncul.

  1. Tujuan Organisasional

sasaran-sasaran formal yang disusun guna membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

  1. Tujuan Fungsional

Yaitu mempertahankan konstribusi dari sumber daya manusia ditiap departemen perusahaan yang dibutuhkan. Sumber daya tersebut dipelihara agar memberikan konstribusi yang optimal.

  1. Tujuan Individu Atau Tujuan Pribadi

Dalam organisasi juga harus diperhatikan oleh setiap manajer, terutama manajemen sumber daya manusia, dan harus diarahkan dengan tujuan organisasi secara keseluruhan (overall, organizational objectives).

Tahapan MSDM

  1. Perencanaan Sumber Daya ManusiaMengidentifikasi dan mendokumentasikan peranan seseorang dalam proyek, tanggung jawabnya dan bagaimana cara kerja orang tersebut dengan orang-orang lain dalam proyek.
  2. Akuisisi Tim ProyekMendapatkan tim projek sesuai kebutuhan pada projek.
  3. Mengembangkan Tim ProyekMeningkatkan kompetensi dan interaksi anggota tim proyek, baik secara individual maupu secara berkelompok untuk meningkatkan kinerja proyek
  4. Mengelola Tim ProyekMemantau kinerja tim proyek dengan memberikan masukan atau motivasi, solusi ataupun sekedar koordinasi dalam rangka meningkatkan kinerja proyek

Kunci Dalam Pengelolaan MSDM Project

  • Motivasi

suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu

Teori Satisfier atau motivators menurut Herzberg:

1.Pencapaian dan penghargaan

2.Tanggung jawab

3.Promosi

4.Pertumbuhan/ Kemajuan Tingkat Hidup

  • Pengaruh dan kekuasaan (power)

kemampuan potensial mempengaruhi perilaku untuk mendapatkan orang  melakukan hal yang dituju.

9 DASAR PENGARUH (HJ THAMLAIN & DL WILEMON)

1.Kewenangan(otoritas)

2.Penugasan

3.Anggaran

4.Promosi

5.Dana

6.Penalti

7.Tantangan kerja

8.Keahlian

9.Keakraban

  • Keefektifan

Meningkatkan efektivitas setiap sumber daya manusia didalam project.

COVEY’S 8 HABITS :PENINGKATAN EFEKTIVITAS

1.Be proactive

2.Put first things

3.Begin with the end in mind

4.Think win and win!

5.Seek first to understand, then to be understood

6.Synergize

7.Sharpen the saw

8.Find your voice, and inspire others to find theirs

LRC (Linear Responsibility Charts)

Linear Responsibility charts adalah suatu alat atau teknik untuk mengidentifikasi area fungsional, kegiatan utama, dan titik keputusan dimana ambiguitas atau konflik terjadi.

Sebuah Linear Responsibility Charts (LRC) atau dikenal sebagai Responsibility Assignment Matriks (RAM) adalah jenis khusus dari matriks yang digunakan dalam manajemen proyek, matriks ini juga menjelaskan apa dan siapa pekerjaan proyek.

Manfaat Responsibility Charts

  1. Membantu untuk mempermudah mengetahui peran dan tanggung jawab.
  2. Membantu untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan system kerja.
  3. Mengklarifikasi individu atau departemen dalam peran dan tanggung jawab.
  4. Mengidentifikasi akuntabilitas.
  5. Menghilangkan kesalahpahaman dan mendorong kerjasama tim.
  6. Mengurangi duplikasi usaha.
  7. Membantu untuk memudahkan komunikasi team.

Tujuan Responsibility Charts

  1. Mengidentifikasi individu serta tim dalam peran dan hubungan timbal balik.
  2. Memahami serta menjelaskan peran masing-masing sesuai dengan tujuan dan harapan.
  3. Meningkatkan akuntabilitas, delegasi, komunikasi dan kerjasama.

3 Elemen Kunci Responsibility Charts

  1. Keputusan atau tugas
  2. Stakeholder
  3. Tingkat partisipasi masing-masing stakeholder dalam setiap keputusan tugas

Kelebihan Matrix Responsibility Chart atau Linear Responsibility Chart

  • Menggambarkan peran peserta proyek dalam masalah-masalah proyek
  • Memecahkan masalah menjadi lebih mudah.
  • Komunikasi difasilitasi.
  • Sebagai media atau wadah untuk mengawasi wewenang dan tanggung jawab.
  • Terdapat pendelegasian wewenang.
  • Memperjelas aturan dan tanggung jawab, wewenang, dan hubungan tanggung jawab untuk kegiatan proyek di antara para individu

Kekurangan Matrix Responsibility Chart atau Linear Responsibility Chart

  • Tidak menggambarkan tentang interaksi orang dalam proyek.
  • Semua hubungan mungkin sulit untuk digambarkan.
  • Persyaratan yang diberlakukan dapat membatasi kegunaannya.
  • Bertindak sebagai alat mekanis untuk memperbaiki tanggung jawab saja tetapi tidak mendefinisikan hubungan antara individu dalam proyek.

How to make the chart?

Example for make LRC with RACI

Pedoman Responsibility charts

  • Ingat filosofi budaya baru ketika mendefinisikan peran dan tanggung jawab.
  • Tempat akuntabilitas (A) dan tanggung jawab (R) pada tingkat yang paling dekat dengan tindakan atau pengetahuan
  • Hanya ada satu pertanggungjawaban per kegiatan.
  • Otoritas harus menemani akuntabilitas
  • Meminimalkan jumlah konsultan (C) dan menginformasikan (I)
  • Semua peran dan tanggung jawab harus didokumentasikan dan dikomunikasikan.

Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002, p.2)

Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja

Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut system pemasukan fisik perorang atau per jam kerja orang diterima secara luas. Namun dari sudut pandangan/ pengawasan harian, pengukuran-pengukuran tersebut pada umumnya tidak memuaskan. Dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu, digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun).

Mengukur Produktivitas

Terdapat dua jenis ukuran jam kerja manusia

  1. jam-jam kerja yang harus dibayar
  2. jam-jam kerja yang dipergunakan untuk bekerja.

Fungsi Pengukuran Produktivitas Kerja

  • Pengukuran produktivitas kerja ini mempunyai peranan penting untuk mengetahui produktivitas kerja dari para karyawan sehingga dapat diketahui sejauh mana produktivitas yang dapat dicapai oleh karyawan.
  • Selain itu pengukuran produktivitas juga dapat digunakan sebagai pedoman bagi para manajer untuk meningkatkan produktivitas kerja sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja

Menurut Simanjuntak (dalam Sutrisno, 2009), ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi produktivitas kerja karyawan, yaitu:

  • Pelatihan Kerja
  • Mental dan kemampuan fisik karyawan
  • Hubungan antara atasan dan bawahan

Daftar Pustaka

  1. A.F. Stoner. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
  2. Herzberg, Frederick. 2011. Herzberg?s Motivation-Hygiene Theory and Job Satisfaction in
  3. Sedarmayanti.2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV
  4. Mandar Maju.
  5. Siagian, Sondang P. 2009. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta
  6. Sutrisno, Edi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Rivai, Veithzal. 2009.
  7. Repository Dinus id, chapter 9 ( MSDM Projet)

Tugas Pengganti Perkuliahan Manajemen Project Pertemuan 4

Ari Aria Anugrah

0218 123 004

Dosen Pengampu : Iis Rostiawati S.E., M.M

Tugas Pengganti Perkuliahan 4

 

Pohon Keputusan

kegiatan usaha penjualan makanan ringan diberikan 2 pilihan proyek pembukaan cabang. Proyek pembukaan cabang pertama memiliki peluang keuntungan sebesar 25% dengan jumlah keuntungan Rp.12.000.000. Proyek pembukaan cabang kedua memiliki peluang keuntungan 30% dengan nilai keuntungan Rp.14.000.000 Rupiah. Maka pohon keputusannya sebagai berikut:

EMV (Expected Monetary Value)

  1. EMV Proyek pembukaan cabang 1 = (0.25×12.000.000)+(0.75×0) = 3.000.000
  2. EMV Proyek pembukaan cabang 2 = (0.30×14.000.000)+(0.70×0) = 4.200.000

Setelah menghitung EMV dari seluruh proyek pembukaan cabang maka yang akan dipilih adalah proyek pembukaan cabang yang ke 2. Karena dilihat dari nilai EMV, yang mana pembukaan cabang 2 lebih tinggi 1.200.000 dibanding proyek pembukaan cabang 1.